Kamis, 23 Oktober 2014

Selamat tinggal.

Mengucap rasa syukur walau kita sudah semakin merasa berjauhan. Sifatmu yang seakan menjauh kini semakin menghantui diriku. Entah. Mungkin kamu sudah tahu bahwa aku mencintaimu. Apa salahku saat satu tahun ini? Satu tahun memendam rasa cinta sendirian. Memendam rasa kagum dalam diam. Apakah selama itu juga kamu merasa terganggu? Maaf jika selama aku mengagumi diam-diam malah membuatmu merasa risih. Aku sadar. Aku hanyalah cewek esempe,yang labil,egois,urakan,aneh,gendut,gampang marah. Aku tak pernah sempurna dimatamu. Tapi ketahuilah ra,aku sangat tulus mencintaimu,menyayangimu. Aku sangat sabar saat melihat kamu berdua dengan wanita itu. Aku masih bisa tersenyum saat itu. Kini. Aku mohon tetaplah menjadi rara yang dulu ku kenal,walau kamu akan pergi. Kalau mau pergi. Pergilah! Aku tidak melarang.
Selamat tinggal. Terimakasih atas segala kenangan yang telah kita buat. Aku mencintaimu

Selasa, 12 Agustus 2014

Bersama..

Aku masih sangat bersyukur kepada tuhan. Karena tlah mengirimkan aku sebuah picisan. Picisan yang tak sempurna di mata orang lain,tetapi picisan yang sempurna di mata ku. Walaupun aku tak lagi bersama berdua dengannya,tetapi aku masih bisa melihat dirinya. Menatap mata elangnya yang membuat hati ini teduh.

Setiap pagi aku menyapamu dengan doa. Ku bisikkan pada langit dan awan. Semoga hari ini menjadi hari yang cerah bagi kita berdua. Berdua. Tetapi tak bisa bersama. Aneh bukan? Maksudku kita bersama,bersama-sama melakukan aktivitas dibawah langit Jogja yang indah ini. Tetapi aku menginginkan kebersamaan itu melebihi dari apa yang ku maksud. Aku ingin kita bersama menikmati senja di sudut Jogja. Aku ingin kita bersama mengikuti acara bersepeda yang sudah terkenal itu. Aku ingin kita bersama mencari tempat yang hanya kita berdua ketahui untuk kita melepaskan penat akan dunia ini. Aku ingin kita bersama bercanda dan tertawa lepas. Intinya saja aku ingin kita bersama. Benar benar bersama,untuk kita menyatukan cinta dan impian.

Minggu, 10 Agustus 2014

Bulan di tempo hari

Selamat malam. Selamat beristirahat. Malam ini aku menyempatkan menulis sedikit catatan untukmu. Aku masih bersyukur bisa melihatmu,memandangimu,dan masih bisa menyisipkan namamu diantara doa panjangku. Walau ku tahu kamu tak akan pernah mengerti perasaan ku kini. Begitu dalam dan tulus.

Malam ini bulan begitu indah. Mengingatakan aku pada tempo hari. Saat kamu bercerita tentang bulan. Lumayan panjang dan membuatku sedikit menahan kantuk untuk mendengarkanmu bercerita. Saat ini kau tak menceritakan bulan lagi. Padahal,aku sudah menantimu untuk bercerita dimalam ini. Aku masih menunggumu. Aku berfikir saat ini kita sedang asyik bercerita,entah topik apa yang sedang kita bicarakan. Tapi. Itu semua hanyalah mimpi. Mimpi dan mimpi.

Sabtu, 09 Agustus 2014

Dia dan Ksatrianya

Balutan senja dan dinginnya sore. Menunggu ksatrianya untuk pulang. Melawan derasnya hujan dan kencangnya angin. Tak ingin pergi dari tempatnya berdiri. Tak peduli berapa ratus air mata yang menetes. Tak henti-hentinya memanjatkan doa;agar ksatrianya kembali dan mengucap kata rindu padanya. Begitu bodohnya dirinya,tetap menunggu walaupun dia tahu bahwa ksatrianya tak akan pulang. Meringis mengingat hal-hal yang ia lakukan bersama ksatrianya. Menatap wajahnya,menggenggam erat tangannya,dan merangkul erat tubuhnya. Aku tak ingin bercerita lebih tentangnya,karena dia terlalu bodoh menyanyangi ksatrianya walaupun sudah berkali-kali disakiti. Selamat berjuang Dev!

Selasa, 05 Agustus 2014

Rangkaian Kata

“Minggir kenapa sih?”keluhku kepada seseorang.
                “Nggak.  Aku nggak mau!”pria itu terlihat menyebalkan,wajahnya tersenyum miring, dan langsung duduk dibangku yang berada didepanku.
                “Oke! Terserah,kamu. ”
                “Haha,muka kamu lucu tau nggak kalau cemberut kaya gitu.”
                “Whatever do you say!”sentakku.
                “Dumeh,sek ulangan bahsa Inggris mesti entuk 90!”ledek pria itu dengan logat jawanya dan bersikap dingin dan datar.
                Dengan sikap ku yang datar juga,aku membiarkan pria itu bergeming sendiri seperti orang gila,aku terus fokus dengan buku yang ku baca. Dia terus memanggil nama-ku tapi aku tetap tidak menggubris,sampai-sampai dia memanggilku dengan kata yang sedikit membuat hatiku melumer— sayang — Hatiku tersentak saat dia mengucap kata itu. Dia terus merayu dan menggangguku agar aku menoleh ke arahnya.  Dan aku tetap saja tidak menjawab sahutannya. Tiba-tiba tak ku dengar lagi suaranya memanggil namaku.
                Lega.
                Berarti dia sudah tidak menggangguku lagi. Tiba-tiba ada seseorang yang berdiri disamping mejaku. Sekilas membuatku tersentak. Ternyata pria itu tak lelah menggangguku. Kini dia memandangiku dengan mata elangnya yang tajam. Seketika degupan jantungku tidak beraturan.
                “Kamu ngapain kesini ha?” kini aku benar-benar naik pitam.
                “Ciye perhatian sama aku ciye,nanyain aku lagi ngapain. Aku Cuma pengen liat kamu nangis.”
                Mendengar kata-kata itu semakin membuatku muak. Kaki pria itu aku injak dengan keras. Dan  aku langsung pergi dari hadapannya.
                                                                                                ***
                “Kamu nggak capek apa,sandiwara kayak gini didepan Dewo? Aku penasaran sebenarnya kamu tuh suka nggak sih sama dia? Seharusnya kalau kamu suka sama dia,kamu bersikap manis. Tapi kamu sama Dewo malah kayak orang musuhan gini. Tiap hari harus pake acara ribut dulu.”kepo Ani.
                Ani adalah sahabatku sejak 2 tahun yang lalu. Kita bertemu saat MOS waktu masuk SMA. Dia sungguh cantik,putih,dan lumayan tinggi.
                “Gatau deh. Aku takut kalau masalah cinta ini bisa ngerubah persahabatan ku sama Mella. Kamu tahu kan dia itu,kakaknya Dewo,dan setiap Dewo deket sama cewek selain pacarnya dan sahabat-sahabat Mella. Bakal dia caci abis-abisan.”
                “Kamu strong ya,Widya! Berpura-pura benci sama orang yang kamu sayang. Jarang lho ada orang yang kayak kamu. Harus Jatuh Cinta Diam-Diam. Apalagi Dewo termasuk cowok yang suka ngomong sayang sana-sini. Sabar ya Wid.”
                “Maybe. Itu tuh yang bikin aku muak liat dia sayang-sayangan sama cewek lain. Makasih ya Ni,kamu selalu mau dengerin curhatanku,meskipun aku tahu kamu pasti bosen denger ceritaku yang selalu ceritain Dewo.”
“Iya,sama-sama. Aku juga terharu sama kisah cinta kamu.”ucap Ani sambil merapikan anak rambutnya yang terkibas oleh angin.
                                                                                ***
Kini siang berganti malam,rembulan yang bersinar terang dan bintang-bintang yang kerlap-kerlip menghiasi langit. Sungguh indah ciptaan Tuhan. Ku lukiskan semua keindahan malam ini melalui puisi. Tiba-tiba handphone-ku berdering,menandakan sebuah pesan masuk. Ku buka pesan itu.
‘Wei!’
Nomor handphone-nya tak ku kenal,aku biarkan pesan itu dan tak ku balas. Handphone-ku berdering beberapa kali. Lalu aku buka pesan yang masuk,masih nomor itu juga.
‘kenapa nggak dibales?’
‘Wei?’
Aku gerakkan jari-jariku di keypad handphone-ku,dan ku balas pesan masuk yang mengganggu konsentrasiku.
‘Kamu siapa?’
‘Siapa ya? Cowok keren dikelas.’
‘Serah deh.’
‘Jangan ngambek kenapa? Kamu jelek tau nggak kalau lagi ngambek. Tapi lucu.’
‘Oh.’
‘Pengen tau nggak aku siapa?’
‘Nggak!’
‘Aku Dewo loh!’
‘Siapa yang tanya? Cowok aneh.’
‘Makasih. Lagi ngapain sis?’
‘Nggak usah sok asik deh!’
‘Ya maap.’
‘Hm.’
Hari demi hari,kita sering berbalas pesan singkat. Hingga suatu hari aku mengirim pesan,terlebih dahulu. Karena sedari tadi pagi,ia belum mengirim pesan kepadaku. Berpuluh-puluh pesan ku kirimkan kepada dia. Dan dia tidak membalas pesan singkat dariku. Entah. Aku merasa tidak bersemangat. Ku baca pesan singkat diantara kita berdua. Ucapan selamat malam yang ia kirim,pertengkaran antara kita. Sungguh,aku rindu kepadanya.
                                                                                ***
Beberapa minggu ini kita saling berjauhan. Dan dia semakin menjauh dariku. Aku tak tahu apa penyebab dia menjauhiku. Sifat dia kepadaku semakin dingin,dan terkesan seperti tak ingin bertemu dengan ku lagi. Dalam hati,aku meneriaki namanya kencang saat dia berada disampingku. Mungkin ini berawal dari ketertarikan sesaat yang kusebut cinta dengan cepat,aku mengangap pesan-pesan mu itu sebuah rasa kasih sayang. Aku terlalu percaya diri,sungguh aku mengakui bahwa aku wanita yang tolol. Aku merutuki diriku sendiri. Menangis diantara rintikan hujan dan dinginnya malam. Aku berharap kau datang kesini menjemputku,membawa kan jaket untuk menghangatkan tubuh ku. Itu sebuah mimpi,bodoh. Kini diriku hanya bisa menyebut namamu dalam setiap doa panjangku,memanggil namamu dalam hati ketika kamu ada disampingku,dan menatap siluet wajahmu diam-diam. Semoga kamu tak lagi menyakiti hati perempuan dengan rangkaian kata-mu,aku berharap aku lah perempuan yang kau sakiti terakhir kalinya,dan aku berharap kamu selalu di naungi oleh kebahagiaan. Terimakasih untuk selama ini. Aku menyayangimu lebih dari yang kau tahu.


Jumat, 01 Agustus 2014

Kuat

Selamat malam penggemar Real Madrid! Aku masih mencintaimu. Benar-benar mencintaimu. Dan masih dalam diam.

Aku berharap,kau selalu diliputi kebahagiaan. Dan aku berusaha membuatmu bahagia dan tersenyum. Walau hal itu sulit untuk kulakukan,dan walau hal itu sangat menyakitkan batinku. Aku akan berusaha selama aku mampu. Dan aku berharap,semoga kau baik-baik saja bersama dia :) Selamat umur panjang.

Selasa, 22 Juli 2014

Menyesal

Sulit untuk melupakanmu. Sungguh tak seharusnya aku menyayangimu,mencintaimu,dan menunggumu. Apa yang harus aku lakukan. Aku hanya bisa mendoakanmu,melihatmu dari jauh,dan menangisi kepergianmu diam-diam.

Apa kau merasa terganggu dengan keberadaanku ? Tolong berilah sedikit kejelasan tuan. Aku hanya manusia biasa. Aku tak bisa mengetahui perasaanmu yang kadang berubah-ubah.

Kini aku terdiam diantara padang ilalang,menikmati kesendirian ini. Memejamkan mata,seolah-olah mata ini memutarkan sebuah film tentang dirimu dan tak ingin berhenti. Mengingat senyum manismu,sapaanmu,sinar matamu,canda tawamu,dan keluh kesahmu. Jujur aku sangat merindukan sosok dirimu yang dulu. Yang bersifat dingin,dan kadang perhatian. Pernah disuatu waktu kamu mengajak aku untuk pergi disuatu tempat,tapi ajakanmu tak ku gubris sedikitpun. Aku menyesal. Seharusnya waktu itu aku meng-iya-kan ajakanmu,pergi kesuatu tempat bersamamu,berdua. Saat itu gengsi dan malu menghalangi perasaanku sebenarnya.

Jika aku mempunyai mesin waktu. Akan ku ulangi waktu dimana kita masih bersama. Memberi perhatiaan satu sama lain. Akan ku manfaatkan waktu itu bersamamu.

Untuk :
Pangeran yang dulu mengajak aku pergi ke suatu tempat menggunakan speed.